![]() |
| Focus Group Discussion (FGD) di Sembalun |
Lombok Timur, CBM — Pemerintah Kabupaten Lombok Timur terus memperkuat strategi percepatan penurunan stunting melalui implementasi Program Makan Bergizi (MBG) bagi ibu menyusui, bayi, dan batuta (3B). Fokus utama program ini diarahkan pada optimalisasi peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang menjadi ujung tombak pendataan dan pendampingan keluarga berisiko stunting.
Dinas DP3AKB Lombok Timur bersama tim ahli dari BKKBN menggelar Focus Group Discussion (FGD) sekaligus kunjungan lapangan di Kecamatan Sembalun untuk menilai kesiapan serta menemukan hambatan teknis dalam pelaksanaan program tersebut.
Kepala DP3AKB Lombok Timur, dr. Hasbi Santoso, menyampaikan bahwa tantangan utama pelaksanaan program MBG terdapat pada keterbatasan sarana pendukung, terutama dapur penyedia makanan bergizi.
Selain persoalan fasilitas, dr. Hasbi juga menyoroti lemahnya data primer keluarga sasaran. Ia menegaskan bahwa peran TPK sangat penting untuk memperbarui data secara faktual karena masing-masing tim mendampingi 200 kepala keluarga.ilan implemen
Menurutnya, kondisi Sembalun yang dikenal sebagai wilayah penghasil sayur mayur namun masih mencatat angka stunting menunjukkan adanya ketimpangan pemenuhan nutrisi, terutama protein hewani.
Data sementara menunjukkan angka stunting di Sembalun diperkirakan berada pada kisaran 12 persen dari total penduduk.
Untuk memperkuat pelaksanaan program, DP3AKB mendorong penyusunan SOP teknis pendampingan TPK serta peningkatan koordinasi dengan BKKBN dan perangkat daerah terkait, mengingat honorarium serta pembinaan TPK bersumber dari instansi tersebut.
Melalui penguatan pendampingan, perbaikan sistem data, serta pengawasan implementasi program, Pemkab Lombok Timur berharap MBG 3B dapat menjadi intervensi efektif dalam menurunkan angka stunting di Sembalun dan wilayah lainnya di Lombok Timur.

Posting Komentar untuk "Penguatan TPK Jadi Langkah Strategis Lombok Timur Tekan Stunting Melalui Program MBG"